Senin, 13 Februari 2012


Jika kebetulan saat
ini anda mengalami kondisi yang
pernah
Di alami oleh teman kerja anda (menghadapi atasan yang
kemampuan teknis akuntansinya lebih
lemah dari anda), disamping soal
kejujuran
saya juga ingin berbagi beberapa hal
lainnya—yang saya intisarikan dari
pengalaman pribadi saya (bukan
bermaksud mengajari, melainkan
semata-
mata untuk berbagi), antara lain:
1. Pimpinan adalah orang bisnis –
Segala pertimbangannya selalu
memakai aspek bisnis—bukan lainnya.
Sehingga kalau dia memilih orang yang
kemampuan teknisnya lebih rendah
untuk menjadikanya sorang atasan,
tidak mungkin tanpa alasan yang
profesional. Ini dulu yang paling
penting. Jika kesadaran ini tidak ada,
maka yang lainnya akan buyar juga.
2. Atasan tetaplah atasan – Jika tidak
bisa menghargai pribadinya, hargailah
posisinya untuk sementara—sambil
berusaha mencari sisi baiknya,
kelebihan-kelebihannya . Pada
dasarnya, tak ada orang yang tidak
memiliki keistimewaan (termasuk
atasan dan anda sendiri). Jikapun
belum menemukannya pada atasan,
cobalah rendahkan hati, saya yakin
anda akan menemukannya. Kalahkan/
taklukan diri sendiri terlebih dahulu,
niscaya suatu saat nanti anda bisa
mengalahkan hal-hal di luar diri anda.
Kuasai dan kendalikan diri-sendiri
terlebih dahulu, percayalah, suatu saat
nanti anda akan bisa menguasai dan
mengendalikan hal-hal di luar anda
(termasuk orang lain, jika anda
menghendakinya).
3. Jangan biarkan emosi membajak
(hijacking) karakter positif anda –
Dalam keadaan kecewa, seringkali
pikiran menjadi tidak jernih—lebih
mengedapankan perasaan
dibandingkan logika. Jangan biarkan
rasa kecewa/emosi mengalahkan
apalagi sampai membajak karakter
positif yang selama ini anda miliki. Ini
sangat berbahaya. Bukan saja
menghambat masa belajar, kebiasaan
emosional dan tidak profesional bisa
terbawa ke jenjang karir (atau
perusahaan) berikutnya. Tetap fokus
untuk selalu menunjukan
profesionalitas, seberat apapun
keadaan.

0 comments:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan komentar anda